TFS in Bahasa Indonesia: Arkeologi Praktis di Kalimantan

iTunes Button (via NiftyButtons.com)“Penelitian arkeologi bukan penelitian tunggal. Penelitian arkeologi harus ditunjang oleh penelitian disiplin ilmu yang terkait seperti antropologi, bahasa, seni, geografi, biologi, geologi, dan sebagainya agar hasil penelitiannya komprehensif dan bermanfaat untuk memahami khazanah perkembangan sejarah kebudayaan dan kehidupan manusia, mendorong cinta akan Subscribe on Androidwarisan budaya, serta memahami hubungan erat antara manusia dan alam dalam upaya preservasi alam dan warisan budaya.” – Vida Kusmartono

image1.jpeg

Miranda Tahalele (kiri) dan Vida Kusmartono

Podcast kali ini, Miranda Tahalele (Phd Candidate in Anthropology & Developmeent Studies, ANU) mewawancari Vida Kusmartono (Phd Candidate in Archaeology, ANU) mengenai penelitian arkeologi di Indonesia. Diskusi ini menggali keunikan dan tantangan dari penelitian arkeologi yang dilakukan Vida di tengah-tengah hutan hujan tropis Kalimantan Barat. Wawancara juga mendiskusikan metode dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, serta kontribusi dari penelitian arkeologi bagi pengembangan sejarah kebudayaan di Indonesia dan Asia Tenggara Kepulauan.

A few times a year, The Familiar Strange will bring you bonus episodes in languages other than English. In today’s episode, Miranda Tahalele, PhD candidate in anthropology and development studies at ANU, talks to Vida Kusmartono, PhD candidate in archaeology at ANU, about why archaeology matters for understanding Indonesian history, and the practicalities of dealing with governments and local communities.

 

Leave a Reply